BeritaInfoJitu,Jakarta-Dalam rangka membentuk generasi unggul guna menyongsong Indonesia Emas 2045, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama anggota Komisi IX DPR RI, H Sukamto SH, menggelar edukasi stunting.
Acara yang diberi nama Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Bersama Mitra Kerja itu digelar, Senin (22/1/2024), di Gilas Production Dusun Tlogo Gamping Sleman.
Dalam sambutannya, Sukamto menyampaikan empat hal yang perlu dijadikan pedoman pencegahan stunting yaitu jangan terlalu muda menikah atau jangan terlalu tua. Jika punya anak jangan terlalu dekat jaraknya serta jangan terlalu banyak.
“Anak stunting pasti menjadi beban orang tua. Selamanya. Bahkan ada orang tua merasa susah memikirkan siapa yang akan ngopeni anaknya kalau sudah meninggal,” kata anggota legislatif pusat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Lebih lanjut, Sukamto yang pada Pemilu 2024 maju lagi ke DPR RI lewat Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu memberikan apresiasi angka stunting di Kabupaten Sleman tahun 2023 turun 2,73 persen dan DIY pada angka 16,4 persen. Sedikit lagi akan mencapai target 14 persen.
Kepala DP3AP2 Kabupaten Sleman Wildan Solichin menjelaskan stunting merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak karena gizi kronis dan penyakit yang berulang. Dia menegaskan stunting tidak menular.
“Jika seorang ibu saat mengandung tidak cukup akan kebutuhan gizi dan protein bayi yang dilahirkan fisik dan otaknya tidak bisa berkembang sebagaimana bayi normal,” jelasnya.
Wildan mengakui mengatasi stunting lebih sulit dibanding mencegahnya. “Bagaimana cara mencegah stunting? Tolong kalau menikahkan putrinya jangan terlalu muda. Berdasarkan undang-undang minimal 19 tahun, kemudian didewasakan menjadi 21 tahun agar benar-benar siap menjadi calon ibu,” ucapnya.
Kenapa 21 tahun? Menurut dia, pada usia batas pertumbuhan fisik sudah maksimal. Berbeda jika masih remaja kemudian hamil maka janin bisa berpotenai stunting karena sang ibu masih pada masa pertumbuhan.
“Artinya, porsi gizi yang semestinya terserap lebih banyak untuk janin sebagian besar terserap untuk pertumbuhan sang ibu. “Ketika pertumbuhan sudah berhenti pada usia 21 tahun maka saat mengandung sudah aman,“ jelasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani,menyatakan BKKBN hadir pada acara kali ini karena menjadi salah satu mitra Komisi IX DPR RI di Senayan terutama terkait dengan percepatan penurunan stunting.
Dia menyatakan pada tahun 2045 negara ini memasuki Indonesia Emas. “Bisakah kita mewujudkan generasi emas 2045 jika angka stunting masih tinggi? Pemerintah hadir salah satunya melalui kegiatan seperti saat ini,” kata Rita.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan atau gagal tumbuh terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan sampai 24 bulan. Inilah masa emas yang salah satunya ditandai ubun-ubun bayi belum tersambung tulang, baru akan tersambung saat bayi berumur dua tahun. Artinya, kecerdasannya masih terbuka. “80 persen perkembangan kecerdasan anak terbentuk pada usia emas. Kita betul-betul konsens terhadap 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.
Menutup paparannya, Rita begitu ia biasa disapa meminta agar agar ibu hamil mengonsumsi makanan kaya protein teramasuk buah, sayur serta susu. Satu lagi, jangan sampai stres karena akan berpengaruh pada pertumbuhan janin di dalam kandungan. (Hs.Foto:BKKBN)