BeritaInfoJitu, Jakarta – Opening Ceremony yang berlangsung Jumat (26/9) dengan kehadiran perwakilan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Commission on Higher Education Filipina, Education Malaysia Indonesia, dan Education Malaysia Global Services.
Higher Education Partnership Conference (HEPCON) 2025 merupakan konferensi kemitraan pendidikan tinggi terbesar. Acara ini menghadirkan 60 institusi pendidikan tinggi, terdiri dari 40 perguruan tinggi luar negeri dan 20 perguruan tinggi indonesia. Selain itu, sejumlah lembaga internasional juga hadir, seperti Guizhou Education (China) dan Russian House (Rusia), bersama universitas serta organisasi pendidikan dari berbagai negara. Acara ini resmi digelar pada 26-27 September 2025 di Balai Kartini , Jakarta.
HEPCON 2025 sendiri digelar oleh MRPTNI bekerja sama dengan Kemdiktisaintek. Sejumlah perguruan tinggi negeri seperti UGM dan IPB, serta universitas swasta juga dipastikan ikut ambil bagian.
“Perguruan tinggi Indonesia kini memasuki era borderless. Artinya, kerja sama internasional dalam riset, akademik, maupun pembelajaran menjadi kunci untuk memperkuat daya saing global. Perguruan tinggi kita ini sebenarnya tidak terlalu jauh dengan level dunia. Saat ini peringkat tertinggi kita ada di posisi 186 dunia. Tentu melalui kolaborasi, kita bisa naik lebih tinggi lagi agar sejajar dengan kampus-kampus top global,” ujar Firman Hidayat selaku Kepala Bagian Evaluasi dan Kerjasama,Biro Perencanaan dan Kerjasama Dikti Saintek.
Menurut Firman, kerja sama Indonesia dengan sejumlah negara sudah cukup kuat. Di kawasan ASEAN, kemitraan terjalin erat dengan Malaysia, Singapura, dan Filipina. Di level Asia, kolaborasi juga dilakukan dengan Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Sementara di Eropa, kerja sama berjalan intens dengan Inggris, Prancis, dan Belanda melalui joint working group yang rutin digelar. Amerika Serikat juga menjadi mitra strategis.
Firman menambahkan, HEPCON 2025 menjadi kesempatan emas bagi perguruan tinggi Indonesia untuk menjajaki kolaborasi dengan kampus luar negeri. Jika biasanya universitas harus mengeluarkan biaya besar menghadiri pameran pendidikan di luar negeri, kini hal tersebut bisa dilakukan di dalam negeri dengan biaya lebih efisien.
“Tidak semua perguruan tinggi harus buka booth. Mereka bisa hadir sebagai partisipan untuk menjalin kerja sama. Kalau ada dana lebih, bisa membuka booth sendiri. Jadi lebih fleksibel,” katanya.
HEPCON 2025 sendiri digelar oleh MRPTNI bekerja sama dengan Kemdiktisaintek. Sejumlah perguruan tinggi negeri seperti UGM dan IPB, serta universitas swasta juga dipastikan ikut ambil bagian. (ck, foto: dok.pribadi)